Secara umum kebanyakan penduduk kepulauan
Nusantara adalah penutur bahasa Austronesia. Saat ini teori
dominan adalah yang dikemukakan linguis seperti Peter Bellwood dan Blust, yaitu bahwa tempat asal
bahasa Austronesia adalah Taiwan. Sekitar
4000 tahun lalu, sekelompok orang Austronesia mulai bermigrasi ke Filipina.
Kira-kira 500 tahun kemudian, ada kelompok yang mulai bermigrasi ke selatan
menuju kepulauan Indonesia sekarang, dan ke timur menuju Pasifik.
Namun orang Austronesia ini bukan penghuni
pertama pulau Borneo. Antara 60000 dan 70000 tahun lalu, waktu permukaan laut
120 atau 150 meter lebih rendah dari sekarang dan kepulauan Indonesia berupa
daratan (para geolog menyebut
daratan ini "Sunda"), manusia sempat bermigrasi dari benua Asia
menuju ke selatan dan sempat mencapai benua Australia yang saat itu tidak
terlalu jauh dari daratan Asia.
Dari pegunungan itulah berasal sungai-sungai besar
seluruh Kalimantan. Diperkirakan, dalam rentang waktu yang lama, mereka harus
menyebar menelusuri sungai-sungai hingga ke hilir dan kemudian mendiami pesisir
pulau Kalimantan. Tetek Tahtum menceritakan perpindahan suku Dayak dari
daerah hulu menuju daerah hilir sungai.
Di daerah selatan Kalimantan Suku Dayak pernah
membangun sebuah kerajaan. Dalam tradisi lisan Dayak di daerah itu sering
disebut Nansarunai Usak Jawa, yakni kerajaan Nansarunai dari Dayak
Maanyan yang dihancurkan oleh Majapahit, yang diperkirakan terjadi
antara tahun 1309-1389. Kejadian tersebut
mengakibatkan suku Dayak Maanyan terdesak dan terpencar, sebagian masuk daerah
pedalaman ke wilayah suku Dayak Lawangan. Arus besar berikutnya terjadi pada
saat pengaruh Islam yang berasal dari kerajaan Demak bersama masuknya para
pedagang Melayu (sekitar tahun 1520).
Sebagian besar suku Dayak di wilayah selatan dan
timur kalimantan yang memeluk Islam tidak lagi mengakui dirinya sebagai orang Dayak,
tapi menyebut dirinya sebagai atau orang
Banjar dan Suku Kutai.
Sedangkan orang Dayak yang menolak agama Islam kembali menyusuri sungai, masuk
ke pedalaman, bermukim di daerah-daerah Kayu Tangi,
Amuntai, Margasari,
Watang Amandit, Labuan Amas
dan Watang Balangan. Sebagian lagi terus terdesak masuk rimba. Orang Dayak
pemeluk Islam kebanyakan berada di Kalimantan Selatan dan sebagian
Kotawaringin, salah seorang pimpinan Banjar Hindu yang terkenal adalah Lambung
Mangkurat menurut orang Dayak adalah seorang Dayak (Ma’anyan atau Ot
Danum).Di Kalimantan Timur, orang Suku Tonyoy-Benuaq yang memeluk Agama Islam
menyebut dirinya sebagai Suku Kutai. Tidak hanya dari
Nusantara, bangsa-bangsa lain juga berdatangan ke Kalimantan. Bangsa Tionghoa
tercatat mulai datang ke Kalimantan pada masa Dinasti Ming tahun 1368-1643.
Dari manuskrip berhuruf hanzi disebutkan bahwa kota yang pertama dikunjungi
adalah Banjarmasin. Kunjungan tersebut pada masa Sultan Hidayatullah I dan Sultan Mustain Billah. Hikayat Banjar
memberitakan kunjungan tetapi tidak menetap oleh pedagang jung bangsa Tionghoa
dan Eropa (disebut Walanda) di Kalimantan Selatan telah terjadi pada masa
Kerajaan Banjar Hindu (abad XIV). Pedagang Tionghoa
mulai menetap di kota Banjarmasin pada suatu tempat dekat pantai pada tahun
1736.
Kedatangan bangsa Tionghoa di selatan Kalimantan
tidak mengakibatkan perpindahan penduduk Dayak dan tidak memiliki pengaruh
langsung karena mereka hanya berdagang, terutama dengan kerajaan Banjar di
Banjarmasin. Mereka tidak langsung berniaga dengan orang Dayak. Peninggalan
bangsa Tionghoa masih disimpan oleh sebagian suku Dayak seperti piring malawen,
belanga (guci) dan peralatan keramik.
Sejak awal abad V bangsa Tionghoa telah sampai di
Kalimantan. Pada abad XV Raja Yung Lo mengirim sebuah angkatan perang besar ke
selatan (termasuk Nusantara) di bawah pimpinan Cheng
Ho, dan kembali ke Tiongkok pada tahun 1407, setelah
sebelumnya singgah ke Jawa,
Kalimantan,
Malaka, Manila dan Solok. Pada tahun 1750, Sultan Mempawah
menerima orang-orang Tionghoa (dari Brunei) yang sedang mencari emas.
Orang-orang Tionghoa tersebut membawa juga barang dagangan diantaranya candu,
sutera, barang pecah belah seperti piring, cangkir, mangkok dan guci.
Cerita ini sangat bagus guna membantu mencari identitas Dayak
BalasHapusSelama ini banyak sekali versi mengenai asal-usul nenek moyang bangsa Dayak. Ada yang mengatakan berasal dari provinsi yunan (cina), mongolia, taiwan, filipina, bahkan madagaskar. kebanyakan dari kita mengakui bangsa lain sebagai leluhur kita karena kurang percaya diri menjadi orang Dayak yang sejati. Beberapa teori yang mengatakan leluhur bangsa Dayak berasal dari luar kalimantan merupakan salah satu konspirasi bangsa luar yang ingin membuat bangsa Dayak terusir dari tanah leluhurnya.karena menurut teori yang mereka rekayasa bangsa Dayak adalah imigran dari luar kalimantan. Itu artinya bangsa Dayak adalah bangsa pendatang dan tidak berhak mengusir bangsa lain yang juga tinggal di kalimantan karena sama-sama pendatang, dan tidak boleh mengklaim penduduk asli kalimantan. maka dari itu jika ada orang Dayak yang percaya dan mengatakan leluhur bangsa Dayak berasal dari luar kalimantan maka saya perkenankan orang tersebut untuk tinggal di tanah leluhurnya di luar pulau kalimantan, entah di cina, mongolia atau madagaskar karena dia percaya leluhurnya berasal dari daerah tersebut. Saya sebagai orang Dayak percaya dengan bukti yang tidak terbantahkan lagi bahwa leluhur bangsa Dayak berasal dari bangsa Dayak sendiri. Ada 3 aspek identitas bangsa Dayak yang tidak dapat disamakan dengan bangsa lain.
BalasHapusPertama adalah sistem kepercayaan kepada pencipta, bangsa Dayak menganut sistem kepercayaan kepada satu Tuhan (monotheisme),
bukan kepada dewa atau dewi, bukan pula kepada binatang atau atau tumbuhan. Tuhan dalam bahasa Dayak berbeda sebutannya misalnya Jubata, ranying hatalla, petala dan lain-lain sesuai dengan bahasa sub suku Dayak tersebut. Kedua, adalah adat istiadat baik upacara adat untuk penyembuhan/pengobatan, pertanian, dan berbagai ritual kepercayaan yang ada di masyarakat Dayak jelas sangat berbeda dengan bangsa lain misalnya bangsa tionghoa, mongolia atau madagaskar,karena adat istiadat erat kaitannya dengan kepercayaan. Ketiga, bahasa dan kesenian, dimanakah letak kesamaan bahasa dan kesenian bangsa Dayak dengan bangsa lain misalnya tionghoa,sehingga dapat kita katakan bangsa kita berasal dari yunan?? apakah bahasa bangsa Dayak yang sama dengan bangsa tiongkok? apakah tarian, pakaian dan senjata tradisional bangsa Dayak sama dengan bangsa tionghoa, madagaskar atau bangsa lain?
jawaban dari semuanya tidak sama. karena Dayak adalah Dayak, jangan percaya dengan konspirasi yang mengatakan bangsa Dayak adalah imigran, kecuali orang tersebut ingin mengusir bangsanya sendiri dari tanah kalimantan atau memang dia bukan orang Dayak.
Selama ini banyak sekali versi mengenai asal-usul nenek moyang bangsa Dayak. Ada yang mengatakan berasal dari provinsi yunan (cina), mongolia, taiwan, filipina, bahkan madagaskar. kebanyakan dari kita mengakui bangsa lain sebagai leluhur kita karena kurang percaya diri menjadi orang Dayak yang sejati. Beberapa teori yang mengatakan leluhur bangsa Dayak berasal dari luar kalimantan merupakan salah satu konspirasi bangsa luar yang ingin membuat bangsa Dayak terusir dari tanah leluhurnya.karena menurut teori yang mereka rekayasa bangsa Dayak adalah imigran dari luar kalimantan.
BalasHapusItu artinya bangsa Dayak adalah bangsa pendatang dan tidak berhak mengusir bangsa lain yang juga tinggal di kalimantan karena sama-sama pendatang, dan tidak boleh mengklaim penduduk asli kalimantan. maka dari itu jika ada orang Dayak yang percaya dan mengatakan leluhur bangsa Dayak berasal dari luar kalimantan maka saya perkenankan orang tersebut untuk tinggal di tanah leluhurnya di luar pulau kalimantan, entah di cina, mongolia atau madagaskar karena dia percaya leluhurnya berasal dari daerah tersebut. Saya sebagai orang Dayak percaya dengan bukti yang tidak terbantahkan lagi bahwa leluhur bangsa Dayak berasal dari bangsa Dayak sendiri. Ada 3 aspek identitas bangsa Dayak yang tidak dapat disamakan dengan bangsa lain.
Pertama adalah sistem kepercayaan kepada pencipta, bangsa Dayak menganut sistem kepercayaan kepada satu Tuhan (monotheisme),
bukan kepada dewa atau dewi, bukan pula kepada binatang atau atau tumbuhan. Tuhan dalam bahasa Dayak berbeda sebutannya misalnya Jubata, ranying hatalla, petala dan lain-lain sesuai dengan bahasa sub suku Dayak tersebut. Kedua, adalah adat istiadat baik upacara adat untuk penyembuhan/pengobatan, pertanian, dan berbagai ritual kepercayaan yang ada di masyarakat Dayak jelas sangat berbeda dengan bangsa lain misalnya bangsa tionghoa, mongolia atau madagaskar,karena adat istiadat erat kaitannya dengan kepercayaan. Ketiga, bahasa dan kesenian, dimanakah letak kesamaan bahasa dan kesenian bangsa Dayak dengan bangsa lain misalnya tionghoa,sehingga dapat kita katakan bangsa kita berasal dari yunan??apakah bahasa bangsa Dayak yang sama dengan bangsa tiongkok? apakah tarian, pakaian dan senjata tradisional bangsa Dayak sama dengan bangsa tionghoa, madagaskar atau bangsa lain?
jawaban dari semuanya tidak sama. karena Dayak adalah Dayak, jangan percaya dengan konspirasi yang mengatakan bangsa Dayak adalah imigran, kecuali orang tersebut ingin mengusir bangsanya sendiri dari tanah kalimantan atau memang dia bukan orang Dayak.
selama ini banyak sekali versi mengenai asal-usul nenek moyang bangsa Dayak. Ada yang mengatakan berasal dari provinsi yunan (cina),
BalasHapusmongolia, taiwan, filipina, bahkan madagaskar. kebanyakan dari kita mengakui bangsa lain sebagai leluhur kita karena kurang percaya diri menjadi orang Dayak yang sejati.
Beberapa teori yang mengatakan leluhur bangsa Dayak berasal dari luar kalimantan merupakan salah satu konspirasi bangsa luar yang ingin membuat bangsa Dayak terusir dari tanah leluhurnya.
karena menurut teori yang mereka rekayasa bangsa Dayak adalah imigran dari luar kalimantan.
Itu artinya bangsa Dayak adalah bangsa pendatang dan tidak berhak mengusir bangsa lain yang juga tinggal di kalimantan karena sama-sama pendatang,
dan tidak boleh mengklaim penduduk asli kalimantan.
maka dari itu jika ada orang Dayak yang percaya dan mengatakan leluhur bangsa Dayak berasal dari luar kalimantan
maka saya perkenankan orang tersebut untuk tinggal di tanah leluhurnya di luar pulau kalimantan, entah di cina, mongolia atau madagaskar karena dia percaya leluhurnya berasal dari daerah tersebut.
Saya sebagai orang Dayak percaya dengan bukti yang tidak terbantahkan lagi bahwa leluhur bangsa Dayak berasal dari bangsa Dayak sendiri.
Ada 3 aspek identitas bangsa Dayak yang tidak dapat disamakan dengan bangsa lain.
Pertama adalah sistem kepercayaan kepada pencipta, bangsa Dayak menganut sistem kepercayaan kepada satu Tuhan (monotheisme),
bukan kepada dewa atau dewi, bukan pula kepada binatang atau atau tumbuhan.
Tuhan dalam bahasa Dayak berbeda sebutannya misalnya Jubata, ranying hatalla, petala dan lain-lain sesuai dengan bahasa sub suku Dayak tersebut.
Kedua, adalah adat istiadat baik upacara adat untuk penyembuhan/pengobatan, pertanian,
dan berbagai ritual kepercayaan yang ada di masyarakat Dayak jelas sangat berbeda dengan bangsa lain misalnya bangsa tionghoa, mongolia atau madagaskar,karena adat istiadat erat kaitannya dengan kepercayaan.
Ketiga, bahasa dan kesenian, dimanakah letak kesamaan bahasa dan kesenian bangsa Dayak dengan bangsa lain misalnya tionghoa,sehingga dapat kita katakan bangsa kita berasal dari yunan??
apakah bahasa bangsa Dayak yang sama dengan bangsa tiongkok? apakah tarian, pakaian dan senjata tradisional bangsa Dayak sama dengan bangsa tionghoa, madagaskar atau bangsa lain?
jawaban dari semuanya tidak sama. karena Dayak adalah Dayak, jangan percaya dengan konspirasi yang mengatakan bangsa Dayak adalah imigran,
kecuali orang tersebut ingin mengusir bangsanya sendiri dari tanah kalimantan atau memang dia bukan orang Dayak.