JAKARTA - Puluhan anggota Front Pembela Islam (FPI) dan Laskar Pembela Islam (LPI) mendatangi kawasan Kwitang, Senen, Jakarta Pusat. Mereka yang datang dengan konvoi motor itu dikawal polisi dan tiba sekira pukul 14.30 WIB.
Namun, mereka dihadang sejumlah warga Kwitang yang menolak kedatangan mereka. Hanya lima perwakilan saja yang diizinkan polisi mendatangi Kantor Perwakilan Pemerintahan Provinsi Kalimantang Tengah, di Jalan Kembang 1 Nomor 1, Kwitang, Senen, Jakarta Pusat. Di antaranya adalah pimpinan FPI Jakarta Habib Salim Al Atas alias Habib Selon, M Subhan, dan Supriyadi.
Dalam pertemuan di pelataran Kantor Perwakilan Pemprov Kalteng, mereka menandatangani sebuah surat perjanjian soal kekecawaan FPI terhadap ditolaknya mereka di Kalimantan Tengah.
"Kesempatan kali ini kami bersilaturohim ingin menyampaikan kekecewaan kami dengan apa yang terjadi di Palangkaraya," kata Habib Selon, Jumat (17/2/2012).
Menurut Selon, di balik kejadian penolakan di Palangkaraya tersebut ada kejahatan yang terorganisir dan dipelopori oleh Gubernur dan Kapolda Kalimantan Tengah.
"Dimana kejahatan itu ada percobaan pembunuhan oleh yang diotaki Teras Narang (Gubernur Kalteng), Sunjaris (Sekda Pemprov Kalteng) sebagai operator aksi, serta Danius Jecky (Kapolda) karena menjadi pelindung dan pembiaran aksi," terang Selon.
Kedatangan FPI dan LPI ini ditolak warga sekitar. Sejumlah warga yang sebagian besar terdiri atas ibu-ibu dan anak-anak ini menggelar demonstrasi kecil di samping Toko Buku Gunung Agung, Kwitang. Mereka membawa karton bertuliskan, "Kami Cinta Damai", "Tolong...Tolong...Tolong...Kami Warga Kwitang Rindu Kedamaian, Jangan Diprovokasi".
Kedatangan FPI di Kantor Perwakilan Pemprov Kalimantan Tengah di sambut baik oleh Pegawai yang tinggal di di situ, namun para Bangsat ini (FPI) marah-marah dan meyerukan perang dengan Masyarakat Dayak dikalteng, kabar ini kami dapat dari berita Reportase sora TRANS TV sore sekitar pukul 17.30.
Kami minta kepada teman dan masyarakat dayak umumnya agar tetap waspada, dan jaga keamanan masing-masing.
Baca Juga :
Menteri Agama Ceramahi FPI
Sepak Terjang FPI dari tahun ke tahun
Namun, mereka dihadang sejumlah warga Kwitang yang menolak kedatangan mereka. Hanya lima perwakilan saja yang diizinkan polisi mendatangi Kantor Perwakilan Pemerintahan Provinsi Kalimantang Tengah, di Jalan Kembang 1 Nomor 1, Kwitang, Senen, Jakarta Pusat. Di antaranya adalah pimpinan FPI Jakarta Habib Salim Al Atas alias Habib Selon, M Subhan, dan Supriyadi.
Dalam pertemuan di pelataran Kantor Perwakilan Pemprov Kalteng, mereka menandatangani sebuah surat perjanjian soal kekecawaan FPI terhadap ditolaknya mereka di Kalimantan Tengah.
"Kesempatan kali ini kami bersilaturohim ingin menyampaikan kekecewaan kami dengan apa yang terjadi di Palangkaraya," kata Habib Selon, Jumat (17/2/2012).
Menurut Selon, di balik kejadian penolakan di Palangkaraya tersebut ada kejahatan yang terorganisir dan dipelopori oleh Gubernur dan Kapolda Kalimantan Tengah.
"Dimana kejahatan itu ada percobaan pembunuhan oleh yang diotaki Teras Narang (Gubernur Kalteng), Sunjaris (Sekda Pemprov Kalteng) sebagai operator aksi, serta Danius Jecky (Kapolda) karena menjadi pelindung dan pembiaran aksi," terang Selon.
Kedatangan FPI dan LPI ini ditolak warga sekitar. Sejumlah warga yang sebagian besar terdiri atas ibu-ibu dan anak-anak ini menggelar demonstrasi kecil di samping Toko Buku Gunung Agung, Kwitang. Mereka membawa karton bertuliskan, "Kami Cinta Damai", "Tolong...Tolong...Tolong...Kami Warga Kwitang Rindu Kedamaian, Jangan Diprovokasi".
Kedatangan FPI di Kantor Perwakilan Pemprov Kalimantan Tengah di sambut baik oleh Pegawai yang tinggal di di situ, namun para Bangsat ini (FPI) marah-marah dan meyerukan perang dengan Masyarakat Dayak dikalteng, kabar ini kami dapat dari berita Reportase sora TRANS TV sore sekitar pukul 17.30.
Kami minta kepada teman dan masyarakat dayak umumnya agar tetap waspada, dan jaga keamanan masing-masing.
Baca Juga :
Menteri Agama Ceramahi FPI
Sepak Terjang FPI dari tahun ke tahun
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar yang baik, adalah komentar yang membangun wawasan, dan beretika